Header Ads

Header ADS

PT STM Banyak Memberikan Janji-janji Palsu Pada Warga HU.U

PT STM Banyak Memberikan Janji-janji Palsu Pada Warga HU.U


 


Dompu, kabardompu.online

PT Sumbawa Timur Mining ( PT STM) adalah salah satu perusahaan besar yang ada di wilayah Kabupaten Dompu NTB, namun keberadaan perusahaan tersebut di nilai tidak memberikan kontribusi buat masyarakat HU,U dan Dompu pada umumnya.

Berbagai keluhan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar tambang, mulai dari kekurangan volume air yang mengalir ke persawahan karena diduga disedot oleh puluhan bor dalam yang ada disepanjang sugai dab tertutupnya informasi perekrutan tenaga kerja, sehingga membuat masyarakat makin tidak percaya pada perusahaan Tambang PT STM yang sebelumnya mereka berjanji pada masyarakat lingkar tambang tenaga kerja yang diprioritas adalah warga sekitar PT STM namun kenyataannya tenaga yang di pekerjakan sekarang lebih banyak tenaga tenaga yang didatangkan dari luar daerah dan anehnya lagi mereka tidak pernah memberikan informasi terkait perekrutan tenaga kerja. Ini membuktikan bahwa PT STM tidak transparan dan berpihak pada masyarakat lingkar tambak. 

Berbagai kecurigaan masyarakat terkait adanya penemuan tiga kolam besar yang yang ada diatas gunung lingkaran tambang Perusahaan ( PT STM), sehingga memunculkan berbagai didugaan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan produksi secara sembunyi sembunyi, diperkuat lagi oleh beberapa pernyataan tokoh masyarakat yang ada di lingkaran tambak bahwa setiap bulan ada sekitar lima buah truk besar yang membawa keluar material dari perusahaan tersebut. Pertanyaan material yang dibawa itu apa dan tujuannya mau dibawa kemana ini masih tanda tanya?

Sampai hari ini pertanyaan itu masih belum ada jawabannya. Ini membuktikan keterbukaan informasi publik dari PT STM belum di terapkan.

Terkait kunjungan Dewan yang melihat langsung kolam raksasa yang ditulis beberapa media lokal Dompu membuat banyak pertanyaan dan kecurigaan masyarakat Dompu dengan adanya live langsung ketua DPRD di atas gunung dil tempat kolam raksasa, mengatakan bahwa kolam tersebut aman tidak berbahaya sementara dibelakang ketua Dewan ada papan yang bertuliskan bahaya, peryataan tersebut sangat bertolak belakang dengan pernyataan yang disampaikan, sehingga membuat banyak komentar netizen bahwa ketua DPRD telah masuk angin, seharusnya pernyataan itu dikeluarkan setelah air dikolam itu dilakukan uji laboratorium dulu baru dikatakan aman namun kenyataan yang terjadi ketua DPRD mengakui bahwa air dalam kolam itu juga aman, sehingga memicu berbagai pertanyaan pertanyaan dan muncul kecurigaan dari netizen bahwa kehadiran ketua DPRD tidak menjawab keinginan masyarakat Dompu.

Gelombang kritik terhadap PT. Sumbawa Timur Mining (STM) semakin tajam, khususnya terkait proses perekrutan tenaga kerja yang dinilai tertutup, tidak adil, dan minim transparansi. Dua tokoh masyarakat Hu’u, Samsuddin (65 tahun) dan Abubakar (52 tahun), secara terbuka menyuarakan kekecewaan mereka terhadap praktik yang dianggap mengabaikan masyarakat lokal sebagai prioritas tenaga kerja.

Samsuddin, seorang warga Desa Hu'u Kecamatan Hu'u yang aktif mengawal isu pertambangan, menyebut bahwa sistem perekrutan PT. STM lebih menyerupai pola “titipan” daripada sistem seleksi yang profesional dan merata. “Satu desa kadang hanya satu orang yang direkrut. Itu pun bukan karena kemampuan, tapi karena kedekatan,” ujarnya geram. Ia bahkan menyebut bahwa ketimpangan ini membuat sebagian besar masyarakat merasa tidak dianggap, meski mereka adalah warga lingkar tambang yang seharusnya diutamakan.

Senada dengan itu, Abubakar menyebut PT. STM hanya menimbulkan harapan palsu bagi masyarakat lokal. “Katanya untuk mengurangi pengangguran, tapi mana buktinya? Yang kerja cuma 0,3 persen orang Hu’u. Sisanya dari luar,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa keluhan-keluhan masyarakat terkait minimnya kesempatan kerja telah disampaikan ke pemerintah desa dan perusahaan, namun tidak pernah mendapat tanggapan serius. “Selalu dijawab, ‘kami koordinasi dulu dengan atasan di Jakarta.’ Tapi sampai sekarang tak ada realisasi,” kata Abubakar.

Lebih jauh, Abubakar menuding bahwa PT. STM dan pihak Kementerian ESDM telah berbohong kepada publik terkait dampak sosial dan komitmen pemberdayaan masyarakat lokal. Ia bahkan menyebut tindakan STM sebagai bentuk “pembohongan publik besar-besaran.”

Kritik dari dua tokoh ini mencerminkan ketegangan yang terus membesar antara warga dan korporasi tambang raksasa tersebut. Ketertutupan informasi, minimnya keterlibatan warga lokal, serta tidak adanya pemerataan dalam kesempatan kerja memperkuat tuduhan bahwa proyek tambang ini lebih mementingkan kepentingan luar daripada keberlanjutan sosial-ekonomi masyarakat Dompu.[Agus]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.