Header Ads

Header ADS

Sejak PT STM Beroperasi, Masyarakat Hu.u Telah Rugikan Ini Alasannya


Sejak Munculnya PT STM Masyarakat Hu.u Telah Rugikan Ini Alasannya 



Dompu, kabardompu.online

Warga kecamatan Hu,u Kabupaten Dompu mulai merasakan dampak negatif dari PT Sumbawa Timun Mining (PT STM), dampat tersebut dilihat dari berkurangnya volume air yang mengalir disungai dan  mata air di sumur maupun sumur bor yang dulunya air itu mengalir dimana mana sekarang sudah hilang dan berkurang. Ini membuktikan mereka telah dirugikan.

Selain itu juga air  yang mengalir di sungai yang dulu dijadikan tempat mandi masyarakat disekitarnya kini sudah  tidak layak lagi banyak lumpur dan bekas oli yang pergunakan oleh perusahaan tersebut dibuang sembarang sehingga sungai yang mengalir jadi berminyak.

Menurut pengakuan Abubakar warga Desa Cangga kecamatan Hu.u Dompu,  sejak adanya puluhan pemboran di sekitar pinggir aliran sungai  oleh  PT STM  sumber mata air berkurang sehingga banyak sawa yang dulunya berlimpah air kini kekurangan. 

Kata Abubakar Kurang  mengalirnya air ke persawahan penduduk karena disepanjang aliran sengai telah banyak  dibor oleh perusahaan tersebut sehingga mengurangi pengaliran air untuk masyarakat dan petani. " Bayangkan bor sepanjang aliran sungai kurang lebih 20 titik otomatis airnya akan berkurang ke masyarakat petani karena pengaruh disedot puluhan lubang bor oleh PT STM " ujar 

Ini jelas merugikan masyarakat tani  selain itu kata Abubakar banyak janji janji perusahaan tersebut pada masyarakat yang tidak dipenuhi, jadi mereka menilai bahwa keberadaan PT STM sangat merugikan masyarakat. " Saya menilai keberadaan perusahaan itu merugikan kami masyarakat dan banyak janji janji yang tidak dipenuhi" ujar Abubakar .

Keluhan itu sudah sering disampaikan ke pihak PT. STM. Namun, respon yang diterima hanya sebatas janji penanganan tanpa ada realisasi nyata. Bahkan ketika perusahaan mengklaim mendapat penghargaan internasional dalam pengelolaan lingkungan, Abubakar menyebut hal itu hanya omong kosong. “Penghargaan itu tidak pantas diberikan. Faktanya, masyarakat tidak merasakan manfaatnya,” tegas pria paruh baya yang juga adalah ketua kelompok tani di Desa Hu'u itu.

Krisis air juga menjadi masalah serius. Ia menyebut jalur pipa yang dulunya mengalirkan air ke warga kini dialihkan untuk kepentingan pengeboran. “Kalau mereka tidak kerja, air tidak mengalir ke sini. Air hanya untuk kebutuhan mereka,” katanya.

Soal janji-janji sosial seperti lapangan pekerjaan, ia menilai hanya orang-orang yang memiliki koneksi yang mendapatkan keuntungan. “Kalau tidak ada orang dalam, jangan harap bisa kerja. Makanya masyarakat sampai blokir jalan biar didengar,” ujarnya.

Abubakar juga menyinggung perubahan lingkungan akibat tambang. Ketua Kelompok tani di So Wadu Me'e ini mengatakan dulu masyarakat Nanggadoro hidup dengan air melimpah dan hasil hutan seperti madu. Kini semuanya hilang. “Kami rugi. Laut tidak ada (ikan_red), gunung hancur, sawah kekurangan air. Tempat mencari nafkah sudah sempit,” katanya lirih.

Di akhir pernyataannya, Abubakar berharap PT STM menepati janji-janjinya dan tidak sekadar menjadikan komitmen menjaga lingkungan sebagai retorika. “Lihat saja di Google, kondisi hutan sudah luluh lantak. Tidak bisa dibohongi,” tutupnya.[Agus]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.